Sphinx Agung Giza: Sejarah dan Faktanya

Sphinx Mesir Kuno

idnzero - Sphinx dikenal sebagai patung manusia setengah singa yang telah menangkap imajinasi orang selama ribuan tahun. Sphinx Agung Giza adalah monumen ikonik yang terletak di Dataran Tinggi Giza, Mesir. Patung ini diyakini dibangun pada masa pemerintahan Firaun Khafre pada abad ke-26 SM, dan memiliki tinggi 20 meter dan panjang 73 meter. 

Ekspresi patung tersebut penuh teka-teki menjadikannya salah satu bangunan yang paling misterius di dunia. Sphinx Agung Giza dianggap sebagai salah satu contoh dari karya seni dan arsitektur Mesir Kuno yang paling mengesankan. Ukurannya yang besar serta detailnya yang rumit menunjukkan bahwa patung ini dibangun dengan keahlian dan ketelitian yang tinggi. 

Patung Sphinx diukir dari satu blok batu kapur yang dipahat dengan cermat oleh para pengrajin kuno. Blok batu itu memiliki berat lebih dari 200 ton, lalu diukir seperti hiasan kepala dan jenggot firaun. Bangunan setengah singa ini juga berkaitan dengan mitologi dan simbolisme. Dalam agama Mesir Kuno, Sphinx dianggap sebagai simbol dewa matahari, Ra, dan diyakini memiliki kekuatan pelindung. 

Bangunan manusia berbadan singa ini juga dipercaya mewakili keseimbangan antara kecerdasan manusia dan naluri binatang. Ingin tahu lebih lanjut? Berikut ini adalah penjelasan lengkap yang meliputi berbagai topik tentang Patung Besar Sphinx Mesir Kuno, mulai dari sejarah, peran, simbol, sampai teori kontroversinya.

{getToc} $title={Table of Contents}

Sphinx Agung Giza

Dibangun26 SM
LokasiGiza, Mesir
JenisPatung

#1. Sejarah

Sejarah Sphinx Mesir Kuno

Asal-usul dan Tujuan pembangunan Sphinx Agung masih menjadi perdebatan di antara para arkeolog dan sejarawan. Beberapa teori menyatakan bahwa itu dibangun sebagai monumen pemakaman untuk menghormati Khafre yang memerintah Mesir Kuno sekitar tahun 2500 SM. 

Sphinx diukir dari sepotong batu kapur, dengan tubuh yang dipahat dari batu di sekitarnya. Patung ini kemudian ditutupi dengan lapisan plester dan dicat. Kepala Sfinks, yang diyakini mewakili kemiripan Firaun Khafre, juga diukir dari sepotong batu kapur yang terpisah dan melekat pada tubuhnya.

Sedangkan yang lain beranggapan dirancang untuk melindungi piramida dan kuil di kompleks Giza dari banjir atau serangan. Meskipun masih banyak yang tidak diketahui tentang asal-usul dan tujuannya, Sphinx Agung tetap menjadi salah satu simbol Mesir Kuno yang paling abadi dan merupakan bukti pencapaian artistik dan teknik dari salah satu peradaban paling awal di dunia.

Sphinx Agung Giza, salah satu monumen paling ikonik di dunia, telah mengalami berbagai upaya restorasi dan konservasi selama berabad-abad untuk melestarikan dan melindungi struktur serta makna historisnya. Pada masa periode Kerajaan Baru (1550-1070 SM), Patung Singa Raksasa disembah sebagai dewa dan mengalami modifikasi yang signifikan. Hal itu, termasuk penambahan kuil dan jalan setapak yang mengarah ke piramida di dekatnya.

Berikutnya, terdapat proyek restorasi paling awal yang tercatat terjadi pada masa pemerintahan Firaun Thutmose IV pada abad ke-14 SM. Restorasi ini yang diyakini mengalami perbaikan pada tubuh dan wajahnya. Lalu pada era Romawi, kepala Sphinx diukir ulang sebagian dan patungnya dilapisi dengan plesteran.

Pada awal abad ke-19, Sphinx Mesir menjalani proyek restorasi besar-besaran di bawah arahan arkeolog dan insinyur Prancis, Jean-Philippe Lauer. Pekerjaan Lauer meliputi pembersihan pasir dan puing-puing yang menumpuk di sekitar tubuh Sfinks, serta memperbaiki dan mengganti batu-batu yang rusak atau hilang.

Pada awal abad ke-20, Sphinx menjalani proyek restorasi lain yang dipimpin oleh arkeolog Mesir, Selim Hassan. Proyek ini melibatkan pencopotan janggut plester yang telah ditambahkan bagian dagu selama era Romawi. Mereka menggantinya dengan janggut baru yang terbuat dari batu alam.

Terlepas dari daya tariknya yang abadi dan statusnya sebagai ikon budaya, Sphinx Agung tetap diselimuti misteri dan teka-teki. Hidungnya yang hilang telah menjadi subyek dari berbagai teori dan legenda. Termasuk dengan asumsi bahwa sengaja dirusak oleh tentara penakluk, ataupun ditembak oleh pasukan Napoleon selama pendudukan mereka di Mesir pada abad ke-18.

#2. Peran dan Simbol

Sphinx Agung Giza memiliki arti yang sangat penting dalam agama dan budaya Mesir Kuno. Monumen ini dikaitkan dengan Dewa Horus, yang digambarkan sebagai dewa berkepala elang dan dianggap sebagai pelindung Firaun. Bentuk Sphinx, dengan tubuh singa dan kepala manusia, melambangkan kesatuan kekuatan firaun dengan kekuatan singa.

Bangunan tersebut juga dipandang sebagai penjaga akhirat. Sphinx Mesir diyakini sebagai pelindung nekropolis dan kompleks pemakaman firaun, termasuk piramida-piramida di dekatnya. Peran Sfinks sebagai penjaga akhirat disorot dengan adanya kuil dan tempat suci yang didedikasikan untuk memujanya.

Sphinx juga berperan dalam astronomi dan mitologi Mesir Kuno. Sfinks dikaitkan dengan Dewa Ra, yang digambarkan sebagai singa dalam beberapa mitos. Posisi Sphinx terletak di Dataran Tinggi Giza, menghadap ke arah matahari terbit. Kemungkinan melambangkan kelahiran kembali para firaun dan perjalanan mereka ke alam baka.

Sfinks Mesir juga merupakan simbol kekuatan dan otoritas firaun. Kehadiran bangunan ini di kompleks pemakaman menjadi tanda hak hubungan mereka dengan para dewa. Pada intinya, Sphinx Agung Giza memiliki simbolisme dan signifikansi yang sangat besar dalam agama dan budaya Mesir Kuno. 

Hubungannya dengan para dewa, perannya sebagai penjaga akhirat, dan representasi kehebatan firaun. Seluruhnya berkontribusi ke dalam masyarakat Mesir Kuno. Bahkan hingga saat ini, Sphinx Agung terus memberikan daya tarik, karena sebagai bukti kecerdikan dan keterampilan salah satu peradaban paling awal di dunia.

#3. Hubungan dengan Piramida dan Sungai Nil

Hubungan Sphinx dengan Piramida

Terletak di tepi barat Sungai Nil, Sphinx dikelilingi oleh tiga piramida Khufu, Khafre, dan Menkaure. Kedekatan Sphinx dengan Piramida Mesir tersebut menunjukkan bahwa bangunan menjadi bagian dari kompleks pemakaman firaun. Sementara itu, hubungan antara Patung Singa Mesir dan Sungai Nil juga signifikan. 

Sungai Nil adalah sumber kehidupan bagi masyarakat Mesir Kuno, sebab tempat penyediaan air untuk tanaman dan transportasi. Posisinya yang menghadap ke Sungai Nil, menunjukkan bahwa Sphinx mungkin berperan dalam mengatur aliran sungai dan mencegah banjir. Beberapa teori menyatakan bahwa Sphinx dirancang untuk menyalurkan air dari piramida dan daerah sekitarnya selama musim hujan.

Hubungan Sphinx dengan lanskap di sekitarnya juga relevan. Dikarenakan, Sphinx diukir dari satu blok batu kapur, yang digali dari Dataran Tinggi Giza. Posisi Sfinks di dataran tinggi, yang menghadap ke gurun pasir di sekitarnya. Hal tersebut, melambangkan kontrol firaun atas tanah dan kemampuan mereka untuk melindungi Mesir dari ancaman luar.

Sphinx Agung Giza terhubung erat dengan piramida-piramida di dekatnya, Sungai Nil, dan lanskap di sekitarnya. Kedekatan dengannya menunjukkan bahwa tujuan dibangun ialah sebagai bagian dari kompleks pemakaman Firaun, sementara posisinya yang menghadap ke Sungai Nil mungkin melambangkan perannya dalam mengatur aliran sungai. Hubungan Sphinx dengan lanskap di sekitarnya juga menunjukkan makna simbolisnya sebagai simbol raja yang mengontrol tanah Mesir.

#4. Teori dan Kontroversi Hidung Sphinx yang Hilang

Hidung Sphinx Giza

Hilangnya hidung Sphinx Agung Giza melambangkan salah satu misteri yang paling terkenal di sekitar monumen ikonik ini. Selama bertahun-tahun, berbagai teori dan interpretasi telah diajukan untuk menjelaskan bagaimana hidung Sphinx rusak atau hilang.

Teori yang mengatakan bahwa hidungnya sengaja dihancurkan diusung oleh tokoh dari Agama Islam pada abad ke-14. Teori ini didasarkan pada catatan sejarawan Arab abad pertengahan, al-Maqrizi. Beliau menyatakan bahwa seorang Muslim Sufi bernama Sa'im al-Dahr menghancurkan hidung Sphinx sebagai bentuk upaya untuk membersihkan Mesir dari penyembahan berhala.

Selanjutnya, ada pendapat bahwa hidungnya rusak selama konstruksi atau karena penyebab alami seperti erosi. Teori ini menunjukkan bahwa hidung Sphinx terbuat dari jenis batu kapur yang lebih mudah rapuh daripada patung lainnya. Oleh karena itu, lebih rentan terhadap kerusakan dari waktu ke waktu.

Sebuah teori yang lebih baru menyatakan bahwa hidung tersebut sebenarnya dipatahkan oleh tentara Napoleon selama pendudukan mereka di Mesir pada akhir abad ke-18. Menurut teori ini, para tentara sedang melatih keterampilan artileri mereka dan menggunakan hidung Sphinx sebagai target.

Namun teori lain menyatakan bahwa hidung tersebut sebenarnya tidak pernah selesai dibangun. Teori ini didasarkan pada fakta bahwa patung-patung lain dari periode yang sama, seperti yang ditemukan di Kuil Karnak, juga memiliki hidung yang belum selesai. Secara keseluruhan, misteri hidung Sphinx yang hilang terus menarik imajinasi publik, dan berbagai teori dan interpretasi seputar teka-teki ini hanya menambah daya pikat dan mistik Patung Singa Mesir Kuno.

Fakta Menarik Sphinx Agung Giza

Fakta Unik Sphinx Mesir Kuno

Di bawah ini ialah daftar fakta unik dan menarik mengenai Bangunan Sphinx Agung Giza Mesir yang mungkin belum kalian ketahui. Bagaimana penasaran kan?

  • Usia: Sphinx diperkirakan dibangun sekitar 2500 SM, membuatnya berusia lebih dari 4.500 tahun.
  • Ukuran: Sphinx memiliki panjang 73 meter, lebar 20 meter, dan tinggi 20 meter, menjadikannya salah satu patung terbesar di dunia.
  • Bahan: Sphinx terbuat dari batu kapur, yang digali dari Dataran Tinggi Giza.
  • Kerusakan Hidung: Hidung Sphinx hilang, dan tidak diketahui bagaimana hidungnya hilang. Salah satu teori yang populer adalah ditembak oleh tentara Napoleon selama pendudukan mereka di Mesir pada akhir abad ke-18.
  • Jenis Kelamin: Jenis kelamin Sphinx masih menjadi perdebatan, dengan beberapa ahli percaya bahwa patung ini berjenis kelamin perempuan dan yang lainnya percaya bahwa patung ini berjenis kelamin laki-laki.
  • Wajah: Wajah Sphinx diyakini mewakili Firaun Khafre, yang dikenal dengan proyek-proyek bangunannya yang mengesankan, termasuk piramida terbesar kedua di Giza.
  • Pemujaan Matahari: Sphinx diyakini telah dikaitkan dengan pemujaan matahari dalam agama Mesir kuno, dan mungkin telah dipandang sebagai penjaga makam firaun.
  • Pemugaran: Sphinx telah menjalani beberapa proyek restorasi selama bertahun-tahun untuk melestarikan strukturnya dan mencegah erosi lebih lanjut.
  • Daya Tarik Wisata: Sphinx adalah objek wisata yang populer dan dikunjungi oleh jutaan orang setiap tahunnya.
  • Simbolisme: Sphinx adalah simbol peradaban Mesir Kuno dan telah ditampilkan dalam berbagai karya seni, sastra, dan budaya populer.

Kesimpulan

Kesimpulannya, Sphinx Agung Giza merupakan simbol peradaban dan budaya Mesir Kuno yang abadi. Ukurannya yang besar, detail rumit, dan ekspresinya misterius telah menangkap imajinasi orang selama ribuan tahun. Sphinx telah mengilhami banyak teori dan spekulasi tentang asal-usul, tujuan, dan simbolismenya. Hubungannya dengan agama, mitologi, dan firaun Mesir Kuno ikut menambah khazanah mistiknya.

Saat ini, Sphinx Giza tetap menjadi daya tarik wisata yang populer dan simbol kebanggaan nasional. Upaya pelestarian dan konservasi yang berkelanjutan memastikan bahwa generasi mendatang akan terus mengagumi kemisteriusan dan ukurannya. Dengan begitu, dapat terus mengungkap wawasan baru tentang sejarah dan budaya Mesir masa lampau.

PENUTUP

Nah, itulah penjelasan lengkap tentang artikel berjudul Sphinx Agung Giza: Sejarah, Peran, dan Simbol Mesir Kuno. Semoga bermanfaat dan bisa menambah wawasan sedulur. Purnaning Atur Matur Nuwun #CMIIW #UPGRADEYOURKNOWLEDGE

xclnoob NET

Meet me xclnoob NET, a mere mortal who happens to be a writer and illustrator. I channeled my thoughts and feelings into the words of my writing with passion and a sense of creativity.

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak