Dewa Seth: Asal Usul, Simbol, dan Kisahnya

Dewa Seth Mitologi Mesir

idnzero - Dalam Mitologi Mesir Kuno, terdapat sosok dewa penting yang bernama Seth atau yang juga dikenal sebagai Set. Dewa ini dipandang sebagai sosok yang memiliki kekuatan dalam perang, kekacauan, dan juga badai. Karakter kompleks yang dimilikinya membuat dewa ini dipuja sekaligus ditakuti oleh masyarakat Mesir. 

Salah satu ciri khas dari Seth adalah kepala binatang yang hingga kini masih belum teridentifikasi jenisnya, sehingga ia sering disebut sebagai "Hewan Set". Meskipun merupakan salah satu dewa tertua dalam mitologi Mesir, pemujaan terhadap Seth telah dimulai sejak periode Pra-Dinasti. Hal ini menunjukkan betapa besar pengaruh dan kekuatan yang dimiliki oleh dewa ini dalam kepercayaan masyarakat Mesir kuno.

Awalnya, Seth dianggap sebagai dewa yang baik hati yang tinggal di Dunia Bawah dan membantu orang mati untuk mencapai alam baka. Namun, selama konflik dengan Horus, citra Seth berubah, dan ia dikenal sebagai dewa yang jahat. Siapa itu Dewa Seth? Berikut ini adalah penjelasan lengkap dari Dewa Perang Seth dari Mitologi Mesir Kuno dimulai dari sejarah, simbol, penampilan, mitos pertarungan dengan Osiris dan Horus, sampai kultus pemujaannya.

{getToc} $title={Table of Contents}

Dewa Seth

Nama MakhlukSeth | Set | Sutekh | Seteh | Setekh | Suty
MitologiMesir Kuno
Jenis KelaminLaki-Laki
PenguasaPerang, Kekacauan, dan Badai
SimbolHewan Set
Hewan Suci-
PasanganNephthys, Anat, dan Astarte
Anak-
Orang TuaGeb dan Nut
SaudaraOsiris, Isis, dan Nephthys

#1. Asal Usul

Asal Usul Dewa Seth

Menurut Mitologi Mesir Kuno, Dewa Seth dilahirkan dari pasangan Dewa Bumi Geb dan Dewi Langit Nut. Sebagai bagian dari keluarga dewa ini, ia memiliki beberapa saudara kandung, antara lain Osiris, Isis, dan Nephthys. Dia juga dianggap sebagai saudara dari Dewa Horus. Meskipun ia menikahi saudara perempuannya, Nephthys. Seth juga memiliki pasangan lain dari negeri asing, yaitu Anat dan Astarte. Bahkan ada beberapa catatan yang mengaitkan ayah dari Dewa Anubis adalah Seth.

Pada Awalnya, Dewa Seth telah dihormati di Mesir dan terutama dipuja pada masa Periode Thinite. Ia dipercayai sebagai dewa yang ramah dan berfungsi menjaga keseimbangan serta ketertiban di dunia. Namun, hubungannya dengan kekerasan dan kekacauan mungkin bertentangan dengan perannya yang seharusnya.

Dalam Mitologi Mesir, Dewa Seth dikenal sebagai pahlawan yang melindungi perahu atau kapal dari Dewa Ra selama perjalanan malamnya melalui Dunia Bawah. Setiap hari ketika matahari terbenam, Ra melakukan perjalanan melalui Dunia Bawah, siap untuk terbit kembali keesokan paginya. Tugas Set ialah mempertahankan barque dari serangan Apophis, monster ular yang selalu dihubungkan dengan kekacauan dan kehancuran. 

Menurut mitos yang ada, Seth berhasil mengalahkan Apophis dan memastikan matahari dapat terbit kembali di keesokan harinya. Meskipun begitu, citra dan reputasi Dewa Badai ini mengalami perubahan penting dari waktu ke waktu. Pada masa selanjutnya, Dewa Set diasosiasikan dengan sifat negatif seperti kejahatan, kekacauan, dan bahkan pengkhianatan. Meskipun demikian, perannya sebagai pelindung dari Dewa Ra tetap menjadi aspek utama dari mitologi sepanjang sejarah Mesir Kuno.

#2. Simbol

Sama seperti dewa lain di Mesir Kuno, Dewa Seth memiliki kekuatan yang sangat kuat dan dihormati oleh banyak orang pada zamannya. Namun, berbeda dengan dewa-dewa lainnya, Seth tidak pernah memiliki hewan suci yang dianggap sebagai simbolnya. Berikut ini adalah daftar beberapa simbol yang dikaitkan dengan Dewa Seth dalam Mitologi Mesir Kuno:
  • Set: Lambang utama Dewa Seth adalah Set, yang merupakan gambaran dewa berkepala hewan. Dia biasanya digambarkan memiliki kepala hewan berupa setan atau hewan yang tidak diketahui spesiesnya. 
  • Tombak: Tombak adalah senjata yang sering dikaitkan dengan Dewa Seth. Tombak ini melambangkan kekuatan dan keberaniannya dalam melawan musuh-musuhnya. 
  • Kepala Gajah: Selain kepala hewan berupa setan atau hewan yang tidak diketahui spesiesnya, Dewa Seth juga sering digambarkan dengan kepala gajah. Hal ini mungkin karena gajah dianggap sebagai binatang yang sangat kuat dan agresif. 
  • Bulan Sabit: Bulan sabit merupakan simbol yang sering dikaitkan dengan kekuasaan dan kesuburan. Dewa Seth sering dihubungkan dengan bulan sabit, karena ia dianggap memiliki kekuatan untuk memberikan kesuburan pada tanah dan memastikan kelahiran anak yang sehat. 
  • Warna Merah: Warna merah dianggap sebagai warna yang melambangkan kekuatan dan keberanian. Dewa ini sering dihubungkan dengan warna merah, karena ia dianggap memiliki sifat-sifat tersebut. 
  • Bintang: Bintang adalah simbol yang melambangkan cahaya dan kehidupan. Dewa Seth sering dikaitkan dengan bintang, karena ia dianggap sebagai dewa yang mengendalikan kekuatan alam dan memberikan kehidupan bagi umat manusia. 

Beberapa simbol ini sangatlah penting dalam pemujaan Dewa Seth. Selain digunakan dalam upacara keagamaan, simbol-simbol tersebut juga sering dijadikan dekorasi pada makam dan seni pemakaman sepanjang sejarah Mesir Kuno.

#3. Penampilan

Penampakan awal Dewa Seth dapat ditelusuri dari berabad-abad sebelum Periode Dinasti dan Kerajaan Lama. Pada saat itu, Artefak dari Budaya Naqada yang mendiami wilayah Mesir Hulu sebelum terjadinya penyatuan Mesir mengandung representasi Dewa Seth. Temuan ini memberikan petunjuk bahwa dia mungkin merupakan dewa utama di beberapa wilayah Mesir Hulu, terutama di kota kuno Ombos. 

Meski demikian, penggambaran awal Dewa Seth relatif sedikit. Tidak ditemukan struktur patung atau kuil besar yang terkait dengan Set. Berbagai pendapat tentang pemujaan Dewa Perang selama periode prasejarah kebanyakan didasarkan pada referensi selanjutnya dan penggambaran yang terbatas. Sebagai contoh, seperti yang terlihat pada artefak tongkat kalajengking yang dinamai sesuai dengan Raja Kalajengking prasejarah.

Dalam penggambaran, Dewa Seth biasanya digambarkan sebagai manusia berkepala binatang yang disebut "Hewan Seth". Makhluk ini memiliki hidung yang tinggi, telinga persegi panjang, serta tubuh kurus dan bertaring dengan ekor yang panjang dan bercabang. Jambul bulu pada tubuhnya berbentuk seperti panah terbalik. Hewan Set biasanya digambarkan dengan tubuh yang menyerupai anjing, dengan telinga panjang dan ekor bercabang. Beberapa ahli percaya bahwa makhluk ini mungkin merupakan gabungan dari berbagai hewan, antara lain keledai, anjing greyhound, rubah, dan aardvark. Hubungan Seth dengan makhluk misterius ini menambah mistiknya dan memperkuat reputasinya sebagai dewa yang kompleks dan memiliki banyak sisi unik.

Dalam kebanyakan penggambaran, Dewa Kekacauan ini ditampilkan memegang ankh di satu tangan dan tongkat panjang yang dikenal sebagai "was" di tangan lainnya. Kepala hewan Seth sering ditampilkan di bagian atas tongkat, yang bercabang di bagian bawah. Selain hubungannya dengan hewan Seth, dia juga digambarkan sebagai hewan lain seperti kijang, babi hutan, keledai, dan buaya. Dia juga terkadang dikaitkan dengan makhluk berbisa seperti kalajengking dan ular, dan kadang-kadang digambarkan sebagai kuda nil.

#4. Peran dalam Mitologi Mesir

Seth Merebut Tahta Osiris 

Selama periode Kerajaan Baru, kisah Set menjadi sangat terkait dengan kisah saudaranya, Osiris. Ketika itu Dewa Perang ini menjadi iri dengan kesuksesan dan popularitas dari Dewa Osiris, yang kerap mendambakan tahtanya. Ditambah lagi dengan sebuah penghinaan yang dilakukan oleh istri Set, Nephthys. Pada saat itu menyamar sebagai istri Osiris, bernama Dewi Isis, lalu merayunya, dan mengakibatkan kelahiran putra mereka yaitu Dewa Anubis.

Dewa Seth merasa dendam dan iri dengan popularitas dan keberhasilan Osiris, sehingga ia berencana membalas dendam dengan menciptakan peti kayu yang indah yang sama persis dengan ukuran Osiris. Selanjutnya, Seth mengadakan sebuah pesta besar dan mengundang banyak tamu untuk mencoba masuk ke dalam peti tersebut. Osiris yang tidak curiga akhirnya masuk ke dalam peti dan Seth menutupnya dengan cepat lalu melemparkannya ke Sungai Nil. Tindakannya berhasil merebut tahta dari Osiris. 

Namun, Dewi Isis mengetahui hal tersebut dan berangkat mencari jasad suaminya. Ia menemukan jasadnya di Byblos, Fenisia, dan membawanya kembali ke Mesir. Seth mengetahui bahwa Osiris telah kembali dan dengan marah memotong-motong tubuh saudaranya. Potongan-potongan tersebut disebar di seluruh negeri, sehingga memicu kemarahan dari para dewa lainnya.

Dengan sihirnya, Isis mampu mengambil hampir semua potongan tubuh itu dan menghidupkan kembali Osiris. Namun, dia tidak lengkap dan tidak dapat memerintah dunia orang hidup, jadi dia pergi ke Dunia Bawah. Sebelum pergi, dia secara ajaib menghamili Isis, dan putra mereka, Horus, lahir. Pada akhirnya nanti Dewa Horus akan tumbuh besar untuk menantang Set untuk tahta Mesir.

Pertarungan Seth dan Horus

Kisah tentang Mitos antara Seth dan Horus merupakan cerita yang paling kompleks dalam Mitologi Mesir. Keduanya bersaing untuk merebut tahta Mesir, dan cerita ini menjadi contoh sastra Mesir Kuno yang paling unik. Konflik antara mereka untuk memperebutkan takhta Mesir diceritakan dalam beberapa cerita. 

Versi yang paling terkenal dari kisah ini dapat ditemukan dalam The Contendings of Horus and Seth, yang menggambarkan serangkaian pertempuran antara kedua dewa dalam upaya untuk menentukan siapa yang pantas memerintah Mesir. Terlepas dari usaha Set untuk melakukan kecurangan, Horus selalu muncul sebagai pemenang dalam setiap sidang dan dinyatakan sebagai Raja Mesir yang sah oleh para dewa lainnya.

Sejumlah sumber mengklaim bahwa pada awalnya, dewa pencipta Ra lebih memfavoritkan Seth untuk menjadi raja dan menganggap Horus terlalu muda untuk memerintah, walaupun berhasil. Pemerintahan dari Dewa Seth dipercaya sebagai bencana yang berlangsung selama lebih dari 80 tahun hingga akhirnya Isis menindaknya atas nama putranya dan Ra mengubah keputusannya. 

Kemudian, Horus mengusirnya dari Mesir dan pergi ke padang pasir. Ada catatan lain yang menggambarkan bagaimana Isis menyembunyikan Horus dari Dewa Badai di Delta Nil hingga dewasa untuk menghadapi Dewa Seth sendiri. Dengan bantuan ibunya, Horus berhasil mengalahkan Set dan menjadi penguasa sah di Mesir.

#5. Pemujaan

Seth diyakini sebagai salah satu dari dua dewa yang memberikan kekuatan dan otoritas kepada firaun, yang membuatnya sangat dihormati karena kemampuannya yang kacau. Beberapa raja bahkan dinamai menurut namanya, dan banyak yang menggunakan hewan Seth sebagai bagian dari lambang mereka untuk menunjukkan dominasi dan kekuatan yang mengintimidasi.

Di Mesir Kuno, ada dua festival utama yang didedikasikan untuk memuja Seth. Yang pertama, dirayakan selama lima hari menjelang Tahun Baru untuk menghormati ulang tahun lima dewa Osiris: Osiris, Isis, Horus, Nephthys, dan Set. Selama festival ini, orang Mesir melakukan berbagai kegiatan keagamaan, termasuk upacara pemakaman yang mewah untuk merayakan kematian dan kebangkitan Osiris. Sedangkan festival kedua ialah sebuah ritual yang diadakan untuk memperingati kemenangan Horus atas Seth.

Tukh atau Ombos adalah salah satu pusat pemujaan terkenal bagi dewa Seth di Mesir. Meskipun kebanyakan kuil telah hancur, beberapa bagian masih ada dari zaman Kerajaan Baru. Amenhotep III mendirikan sebuah tongkat besar untuknya, yang sekarang dianggap sebagai tongkat terbesar di seluruh negeri Mesir. Selain Tukh, pusat pemujaan lainnya adalah Avaris, ibu kota Hyksos yang menyembah Set sebagai dewa badai yang sangat kuat.

Artefak yang paling umum yang terkait dengan Seth adalah gambar di kuil, yang juga menggambarkan banyak mitos yang terkait dengannya. Tongkat yang ditemukan di kuil-kuil Dewa Perang ini diyakini sebagai persembahan kepada dewa yang dibuat oleh firaun dan para pemujanya.

Kesimpulan

Kesimpulannya, Seth adalah dewa perang, kejahatan, kekacauan, badai, gurun, dan kekeringan yang sangat berpengaruh dalam Mitologi Mesir. Dewa ini digambarkan sebagai Hewan Set dengan moncong melengkung, telinga panjang berbentuk kotak, ekor bercabang, serta tubuh anjing. Selain itu, dia kerap kali memegang was-tongkat dan sabit dalam gambarannya.

Pada awalnya, Seth dipuja sebagai dewa yang baik hati yang tinggal di alam yang diberkati. Seiring berjalannya waktu, reputasinya berubah menjadi jahat. Akan tetapi, dia tetap menjadi dewa yang populer.

PENUTUP

Nah, itulah penjelasan lengkap tentang makhluk Dewa Seth dari Mitologi Mesir. Semoga bermanfaat dan bisa menambah wawasan sedulur. Purnaning Atur Matur Nuwun #CMIIW #UPGRADEYOURKNOWLEDGE

xclnoob NET

Meet me xclnoob NET, a mere mortal who happens to be a writer and illustrator. I channeled my thoughts and feelings into the words of my writing with passion and a sense of creativity.

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak